Sabtu, 18 Februari 2012

Orangtua Wajib Memahami Karakter Anak ( Pendidikan )

Post oleh : Suyono | Rilis : Februari 18, 2012 | Series :
Terjadi konflik atau benturan antara anak dan orang tua adalah ha yang wajar dan manusiawi. Konflik tidak perlu dicari tetapi bila terjadi harus dicari solusi terbaiknya. Konflik kerap terjadi lantaran orangtua tidak memahami karakter alamiah anak sebagai seorang anak. Atau pendidikan karaktersebaliknya, anak juga kurang mengerti kedudukan ibu dan ayahnya sebagai orang tua. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua memahami karakter alamiah anak sebagai anak, yang sedikitnya ada dua puluh karakter anak yang wajib orang tua pahami, yaitu :
  1. Anak membutuhkan perlindungan fisik dan bimbingan mental dari orangtua. Firman Alloh, ” Wahai tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah melindungi dan membimbingku waktu kecil.” (QS. Al Isra:24 )
  2. Anak cenderung mengidolakan ayahnya. Logisnya karena ayah adalah laki-laki yang memberikan benih. Pada umumnya ayah memiliki wibawa daripada ibu dalam keluarga karena kedudukannya sebagai kepala keluarga. Ayah dituntut bertanggung jawab besar dalam usaha melangsungkan keluarganya. Allah telah menetapkan laki-laki itu menjadi pemimpin dan pengayom keluarga. Allah berfirman:pendidikan karakter

” Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” (QS. Matyam:28).

Maryam dipanggil saudara perempuan Harun karena ia seorang wanita shalehah seperti keshalehan Nabi Harun AS.

  1. Anak suka membanggakan prestasi orangtuanya karena orangtua yang memiliki prestasi di masyarakat setidaknya memberi keuntungan bagi anaknya. Keuntungan tersebut dapat berupa pujian masyarakat, simpati orang lain sejalan dengan orangtuanya, perhatian masyarakat yang berbeda, dorongan semangat untuk mengikuti jejak orang tua, dan anak mendapat identitas jelas karena masyarakat turut membantu pengindentifikasiannya. Allah berfirman:

” Maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut(membangga-banggakan) nenek moyangmu atau(bahkan) berdzikirlah lebih banyak lagi.” (QS. Al Baqarah:200)

  1. Anak biasanya prihatin bila orangtuanya sesat. Sebab, kesesatan orangtua kerapkali menimbulkan akibat buruk dalam pergaulan anak-anaknya di tengah masyarakat. Bila kesesatannya melanggar ajaran agama, anak sadar betapa berat akibat yang bakal diterimanya di akhirat. Bila ia anak shaleh, hatinya akan menjerit menghadapi kenyataan itu. Karenanya, bimbingan agama mesti hal yang diutamakan dalam keluarga. Allah berfirman :

”Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi Setan.” (QS. Maryam:45)

  1. Anak tidak senang bila tidak dipercaya oleh orangtuanya. Sebab, setiap anak menghendaki orangtua mereka melepaskan dirinya untuk mendapatkan pengalamannya sendiri dalam kehidupannya. Sikap orangtua yang memberi kepercayaan akan memupuk kepribadian anak menjadi lebih baik. Allah berfirman;

” Mereka berkata : Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya.” (QS. Yusuf:11).

  1. Anak tidak senang bila dirinya dianaktirikan atau dibandingkan diantara saudara-saudaranya yang lain. Allah berfirman :

”(yaitu) ketika mereka berkata, ’sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (bunyamin)lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhanya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.”(QS. Yusuf:8).

  1. Anak senang bila orangtua seakidah dengannya. Keluarga yang tidak seakidah akan membuat anak menjadi labi dan kurang harmonis secara psikologis meski secara fisik terlihat harmonis. Allah berfirman :

” Wahai ayahku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkkan kepadamu jalan yang lurus.” (QS. Maryam:43).

  1. Anak akan membela martabat orangtuany bila diancam dan dihina. Dahulu, Nabi Isa As membela ibunya karena di hina, sebagaimana firman Allah :

” berkat Isa,’Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kita (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja kau berad, dan Dia memerintahkan kepadaku(mendirikan) shalat dan (menunaikan )Zakat selama hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam:30-33).

  1. Anak sangat senang dan selalu mengharap mendapat keridhoan arangtuanya. Sebab, keridhoan orangtua, akan memperkuat batinnya. Kisah nabi Sulaiman AS dan ayahnya Nabi Daud AS patut menjadi tauladan kita. Menurut riwayat Ibnu Abbas, sekelompok kambing telah merusak tanaman pada waktu malam. Maka, pemilik tanaman mengadukan hal itu kepada Nabi Daud As. Nabi Daud memutuskan bahwa kambing-kambing itu harus diserahkan kepada pemilik tanaman sebagai ganti tanaman yang rusak. Tetapi Nabi Sulaiman AS mengusulkan agar kambing-kambing itu diserahkan sementara saja kepada pemilik tanaman untuk diambil manfaatnya dan si pemilik kambing diharuskan mengganti tanaman itu dengan tanam-tanaman yang baru.Apabila tanaman yang baru telah dapat diambil hasilnya, maka pemilik kambing itu boleh mengambil kambingnya kembali. Keputusan Nabi Sulaiman AS ini adalah keputusan yang tepat. Nabi Daud, ayahnya, menyetujui dan ridho kepada keputusan anaknya yang memang benar dan tepat. Ia akan merasa rendah diri di hadapan anaknya. Kisah ini disebutkan dalam Firman Allah :”Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, pada waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu di rusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu. Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya.” (QS. Al Anbiyya:78-79)

sumber : Buku Keajaiban Doa & Ridho Ibu By Mutia Mutmainnah

google+

linkedin